Smart City atau kota pintar adalah suatu konsep pengembangan sebuah kota dengan menerapkan dan mengimplementasikan teknologi secara inovatif, efektif dan efisien dengan cara menghubungkan infrastruktur fisik, ekonomi dan sosisal dalam sebuah Kawasan sehingga meningkatkan pelayanan dan mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.
Smart city merupakan wilayah kota yang telah mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola sehari-hari dengan tujuan untuk mewujudkan efisiensi, memperbaiki pelayanan publik, serta meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan warganya.
Smart City merupakan sebuah performansi yang baik untuk sebuah kota, yang didukung oleh kombinasi yang pintar (smart) dari segala aktivitas, kajian, penemuan, serta kesadaran dari masyarakat kota tersebut. Smart city diharapakn mampu memberikan dampak positif bagi pemerintahan, kehidupan sosial masyarakat, transportasi, kualitas hidup, persaingan yang sehat di segala bidang, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Berikut definisi dan pengertian smart city dari beberapa sumber buku:
Menurut Caraglie, Del Bo dan Nijkmp (2009), smart city adalah kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang sangat tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.
Menurut Pratama (2014), smart city merupakan suatu konsep pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan di suatu daerah sebagai sebuah interaksi yang kompleks di antara berbagai sistem yang ada di dalamnya.
Menurut Cohen (2014), smart city adalah sebuah kota yang menggunakan ICT secara pintar dan efisien dalam menggunakan berbagai sumber dayamenghasilkan penghematan biaya dan energi, meningkatkan pelayanan dan kualitas hidup, serta mengurangi jejak lingkungan , semuanya mendukung ke dalam inovasi dan ekonomi ramah lingkungan.
Menurut Muliarto (2015), smart city adalah cara menghubungkan infrastruktur fisik, infrastruktur sosial, dan infrastruktur ekonomi dalam sebuah Kawasan dengan menggunakan teknologi ICT, yang dapat mengintergrasikan semua elemen dalam aspek tersebut dan membuat kota yang lebih efisien dan layal huni.
Siapa Pencetus Konsep Smart City?
Konsep smart city telah menjadi isu besar di bergbagai penjuru dunia saat ini. Konsep ini pada awalnya diciptakan oleh perusahaan Internatonal Business Machines (IBM) pada tahun 1990-an setelah sebelumnya sempat dibahas para ahli dunia dengan nama digital city. IBM memberikan pengertian awal bahwa smart city adalah kota yang setiap instrumennya berhubungan dan berfungsi secara cerdas. Kemudian pengertian ini di perluas dan memberikan jaminan untuk membuat semakin banyak kota di seluruh dunia memiliki konsep yang cerdas dengan mengimplementasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pengembangan dan pengelolaan kota untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.
Boyd Cohen telah melakukan penelitian mengenai smart city sejak tahu 2011 dan mencoba untuk memahami konsep dari smart city ini, serta mengamati transformasi beberapa kota yang telah mengimplementasikannya. Ia telah menyimpulkan bahwa ada 3 (tiga) fase penting yang berbeda tentang tahap-yahap dimana teknologi mulai diimplementasikan dalam pembangunan kota. Ia mengamati dari masa dimana teknologi hanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar, saat pemeritahan mulai digerakan oleh teknologi, dan terakhir ketika warga masyarakat digerakan oleh teknologi dalam hidup sehari-hari. Hal inilah yang kemudian memunculkan istilah Smart City 1.0, 2.0, dan 3.0.
• Smart City 1.0: Technology Driven
IBM atau beberapa perusahaan teknologi multisinal di Amerika lainnya telah melihat potensi teknologi untuk mengubah kota menjadi tempat yang lebih efisien dan didukung oleh teknologi tinggi untuk para inovatornya. Bukan rahasia lagi bahwa kota-kota di seluruh dunia saat ini sedang bersaing ketat untuk menerapkan visi smart city dalam pengelolaannya. Visi teknologi-sentris dari smart city tentu dapat menumbuhkan ketersediaan lapangan pekerjaan dan penigkatan ekonomi kota.
Smart City 1.0 dicirikan oleh penyedia teknologi yang mendorong teknologi sebagai solusi yang tepat dalam pengelolaan kota dan menekankan bahwa teknologi dapat mempengaruhi kualitas hidup warga. Smart City 1.0 juga merupakan filosofi yang mendasari di balik sebagian besar proyek-proyek smart city yang dibangun terlebih dahulu di Portugal hingga di Songdo, Korea Selatan dari perusahaan Living PlanIT dan Cisco. Dalam bukunya, Smart Cities, Anthony Townsend memberikan kritik yang cerdas terhadap Smart City 1.0 dengan alasan bahwa visi urban futuristik yang didorong oleh teknologi akan kehilangan bagian penting dari bagaimana kota berinteraksi dengan warganya.
• Smart City 2.0: Technology Enabled, City-Led
Pada fase ini, kota telah dipimpin oleh walikota beserta administrator kota yang berpikiran maju. Dalam hal ini administrator kota membantu pemimpin untuk menentukan masa depan kota dan berperan dalam menerapkan teknologi cerdas dan inovasi-inovasi yang cemerlang. Mereka akan fokus untuk menemukan solusi agar teknologi dapat menjadi sarana utama untuk meningkatkan kualitas
hidup warga. Salah satu contoh dari Smart City 2.0 adalah ketika Walikota Rio pergi ke kantor IBM untuk mencari ahli yang dapat membuat teknologi sensor jaringan untuk mengurangi bencana tanah longsor di lereng bukit Favelas. Proyek ini kemudian menjadi perhatian dunia, terutama pada abad ke 21 ini setelah teknologi-teknologi terus berkembang dan mulai digunakan untuk mendeteksi dan mencegah tindak kejahatan dan untuk administrasi layanan darurat yang terintegrasi dalam smart services.
Sebagian besar kota-kota terkemuka di dunia yang menerapkan konsep smart city, misalnya Barcelona, telah memiliki lebih dari 20 wilayah dengan program smart city, ratusan ruang publik telah tersambung dengan jaringan wi-fi, angkutan umum dengan smart lighting (automatic on-off, energy usage detection, CCTV monitor), serta promosi infrastruktur pengisian kendaraan listrik. Walikota Barcelona telah berusaha untuk memimpin dengan inovasi global dengan tidak hanya memulai banyak proyek, tetapi juga mendukung pertumbuhan industri smart city dan city network melalui Smart City Expo. Seperti banyak kota terkemuka lainnya, Barcelona telah membaca peluang secara signifikan untuk menggunakan teknologi untuk memfasilitasi peningkatan kualitas hidup baik bagi warganya maupun bagi para pengunjung/ turis.
• Smart City 3.0: Citizen co-creation
Pada tahun 2014, model baru telah mulai muncul, dimana kota-kota yang menerapkan konsep smart city mulai merangkul warganya untuk mendorong generasi masa depan menciptakan model kota yang lebih cerdas (smart) lagi. Misalnya, Kota Wina dan Barcelona, kota-kota yang aktif menerapkan konsep smart city dengan membangun ratusan proyek. Tetapi beberapa dari proyek tersebut memiliki nuansa yang berbeda, misalnya, dalam kemitraan dengan perusahaan energi lokal, Wien Energy, Wina mengajak warganya untuk turut menjadi investor di pembangunan pembangkit listrik tenaga surya lokal sebagai kontribusi dalam misi sebagai kota dengan sumber energi terbarukan tahun 2050. Hal ini juga diikuti dengan fokus yang kuat dalam melibatkan warga negara untuk menangani masalah perumahan dan kesetaraan gender.
Kota lainnya, Vancouver, juga menjadi salah satu pelopor pembuatan strategi kolaboratif yang ambisius dengan melibatkan 30.000 warganya dalam kerja sama pembentukan Action Plan Vancouver Greenest City tahun 2020. Begitu juga Barcelona, baru saja menyelesaikan proyek inovasi (disebut BCN Open Challenge) dimana kota tersebut memposting 6 (enam) tantangan dan memanfaatkan platform pribadi, Citymart, untuk mengumpulkan ide-ide baik dari warganya maupun dari inovator lokal dan global.
Smart City 3.0 tidak hanya diterapkan oleh kota-kota di negara maju saja. Kota Medellin di Kolombia, salah satu pelopor smart city di Amerika Selatan, merupakan pemenang penghargaan sebagai Kota Inovatif tahun 2013 dari Urban Land Institute. Medellin telah berfokus pada regenerasi perkotaan dari bawah ke atas dengan melibatkan warga dari lingkungan kota yang paling berpengaruh secara langsung di dalam proyek transformatif, seperti proyek kereta gantung, tangga listrik, serta sekolah sekolah dan perpustakaan baru yang didukung dengan teknologi. Tak hanya itu, Medellin juga telah memperluas komitmennya bagi para inovator dari warganya sendiri dengan mengembangkan sebuah distrik/ wilayah inovasi untuk menarik dan mempertahankan bakat kewirausahaan warga.
Kenapa Smart city butuh di terapkan?
Populasi dunia terus bertumbuh dan urbanisasi terus meningkat. Peningkatan ini menyebabkan kepadatan di kota-kota besar di seluruh dunia. Akibatnya tantangan dalam penglolaan kota pun semakin banyak.
Untuk megimbangi pertumbuhan penduduk tersebut, beberapa negara melihat kebutuhan akan keberlanjutan lingkungan serta sosial dan ekonomi butuh ditingkatkan, sehingga perintergrasian teknologi dalam konsep smart city pun dianggap menjadi salah satu solusi yang diperlukan.
Bagaimana penerapan teknologi dalam smart city?
Smart city menggunakan kombinasi perangkat Internet of Things (IoT), solusi perangkat lunak, antar muka pengguna (UI dan jaringan komunikasi. Namun teknologi yang disebut-sebut paling fundamental pada smart city adalah IoT. IoT sendiri adalah sistem perangkat komputasi yang saling terkait, mesin mekanik dan digital, objek, hewan, atau orang yang dilengkapi dengan pengidentifikasi unik dan kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi antar manusia atau manusia dan komputer.
Smart city memerlukan analitik big data agar dapat diterapkan pada sebuah kota. IoT kemudian akan menghasilkan kumpulan big data tersebut untuk kemudian dianalisis dan diproses demi diimplementasikan dalam berbagai layanan smart city. Dengan IoT dan teknologi yang terhubung tersebut, smart city dapat meningkatkan kualitas, kinerja dan interaktivitas layanan perkotaan, mengoptimalkan sumber daya dan mengurangi biaya.
Beberapa contoh penerapan IoT dalam smart city seperti smart infrastructure (smart parking, smart lighting dan jalan yang terkoneksi), smart energy management, smart water management, smart waste management hingga smart city services.
Sumber :